Senin, 01 Desember 2008

Ekspansi 2009

Siapa yang akan mengekspansi bisnis / skala perusahaannya tahun 2009?

Entahlah, mungkin ada beberapa industri akan bertambah maju di saat krisis, tapi satu institusi yang saya yakin akan memaksakan ekspansi adalah "PT. Republik Indonesia."

Karena uang tersedot untuk membayar pinjaman & riba perbankan, setiap tahun kemiskinan bertambah, masalah sosial juga bertambah, dan sebagai hasilnya persoalan yang dilempar kepada pemerintah juga ikut bertambah.

Untuk "menyelesaikan" masalah, pemerintah kemudian ekspansi dan menambah jumlah pegawai negeri, yang menurut mereka masih juga kurang untuk "menyelesaikan" masalah. Atau jangan-jangan itu bagian dari solusi pemerintah untuk mengatasi masalah pengangguran?

Namun sayang, pemerintah tidak punya uang. Solusi mereka dengan menambah jumlah pegawai negeri akan dibiayai dengan cara:
- Menarik lebih banyak lagi pajak dari rakyatnya
- Mencetak surat hutang (yang akan dibayar juga oleh rakyatnya lewat pajak) dan....
- Meminjam ke negara lain / hutang.

Minggu kemarin saya baca di koran, menteri ekonomi kita, Ibu Sri Mulyani pergi ke Jepang untuk mencari hutangan baru untuk anggaran 2009, menurut koran bersangkutan perjalanan itu penting karena tanpa hutangan baru, uang di kas pemerintah bahkan tidak cukup untuk membayar gaji pegawai negeri mereka.

Heran juga... Kalau begitu mengapa masih menambah jumlah pegawai negeri?? Bukannya lebih logis kalau memangkas jumlah pegawai negeri??

Sebagai seorang pegawai swasta, saya sedikit sedih ketika tiap bulan gaji saya dipotong secara otomatis oleh perusahaan saya untuk membayar pajak penghasilan, dan setiap bulan saya menghibur diri dengan mengatakan kepada diriku mungkin uang yang saya bayarkan benar-benar dipakai untuk membangun sekolah, jalan raya, dan infrastruktur lainnya untuk kemajuan bangsa.

Otak saya pening dan selera makan saya hilang mencoba memahaminya, solusi yang tengah dicoba pemerintah adalah berhutang lebih banyak agar dapat "menyelesaikan" masalah? Yang cara pembayarannya adalah memaksakan rakyatnya yang masih bekerja / belum bangkrut untuk membayar lebih banyak pajak?" Saya sedikit penasaran, akankah tiba suatu hari di mana tidak ada lagi pegawai swasta? Hari di mana pemerintah menjadi "big bos" , di mana setiap warga negara hanya memiliki satu pekerjaan, sebagai pegawai negeri?

Kawan.. Angka-angka elektronik di pasar finansial bisa melompat drastis dalam waktu dekat, tetapi produksi kita tidak. Kalau hutang akan dibayar oleh kita lewat produksi riil, seperti hasil pertanian, pertambangan, perkebunan, atau kerajinan tangan, kita tidak bisa serta-merta menaikkan produksi secepat perubahan kurs & harga komoditi.

Ingat-ingat saja, hanya beberapa bulan yang lalu kurs Yen terhadap rupiah adalah 70, sekarang sudah 130 (+85%). Hanya beberapa bulan yang lalu harga tembaga adalah $8000/ton, sekarang tinggal $3700/ton.

Tanyalah pada petani sanggupkah mereka meningkatkan panen beras 85% dalam 3 bulan, tanyalah pada penambang batubara, emas, tembaga, dll apakah mereka bisa sesuka hati meningkatkan hasil tambang puluhan persen dalam sekejap! Sorry... Tidak ada yang bisa!

Negara miskin terus berhutang, tetapi barang yang mereka produksi untuk membayar hutang tunduk pada mekanisme yang di luar kendali mereka (nilai mata uang dan harga komoditi).

Benar-benar mengkhawatirkan... Ke mana negara kita ini akan menuju?

Tidak ada komentar: