Jumat, 11 September 2009

SummerSlam USD 2009

Moga-moga Anda yang sedang membaca di sini sudah membaca habis blog ini. Kita semua benar-benar sedang hidup di sebuah era yang luar biasa. Hari ini, kita review sebentar apa yang sudah dan sedang terjadi, dan menebak-nebak apa yang akan terjadi ke depan.

Sebelumnya, ingat hal ini:

Uang muncul dalam bentuk kredit.
Hutang dari A, setelah dibelanjakan, akan menjadi tabungan bagi B, C, D, dll.

Uang, begitu diciptakan, akan eksis terus di neraca perbankan, sampai seseorang default (gagal bayar).

Orang yang berhutang mungkin bisa membayar pinjamannya (plus bunga), mungkin juga tidak. Sedangkan orang yang menabung, akan sekuat tenaga tidak ingin berpisah dengan uang mereka.

Di sisi aset perbankan, pinjaman yang mereka berikan ke publik bisa kembali ataupun tidak. Tetapi, di sisi liabilitas, uang nasabah mereka tidak bisa dicoret sesuka hati, sebab tentu saja tidak ada orang yang mau uangnya menguap begitu saja.

Apakah kita sedang memasuki era deflasi atau inflasi?

Gelombang gagal bayar orang-orang yang gak mampu membayar menyebabkan kerugian masif di neraca perbankan Amerika. Karena tidak ada nasabah yang mau uangnya menguap, dan tentu saja pemerintah pun tidak akan membiarkan kebangkrutan perbankan yang menyebabkan hilangnya uang nasabah yang kemudian berujung ke instabilitas masyarakat apalagi jebloknya popularitas politisi elit, maka kerugian yang diderita perbankan akan ditomboki (bailout) oleh pemerintah.

Uang bailout ini datang darimana?

Awalnya, pemerintah Amerika meminjam dari publik (orang-orang & institusi yang memiliki uang, yang membeli surat hutang negara).

Seiring dengan memburuknya perekonomian global (kemampuan konsumen Amerika untuk terus mengajukan hutang dan memenuhi janji untuk membayar menurun), maka surplus neraca perdagangan berbagai negara pun menurun, dan dengan demikian sumber pembiayaan deficit pemerintahan Amerika pun ikut menurun.

Sejak awal tahun ini, setelah pengumuman quantitative easing (monetisasi) The Fed & Bank of England, Amerika dan Inggris membayar sebagian ongkos bailout ini dengan mencetak uang baru (hutang pemerintah kepada bank sentral). Jadi, sekarang ini, selain meminjam uang-uang yang sudah eksis, Amerika dan Inggris sudah menambah suplai uang.

Setiap bulan, setiap tahun, ada hutang yang harus dikembalikan ke sang pencipta kredit, bank. Bila penciptaan kredit baru lebih besar daripada pembayaran kredit lama, maka suplai uang meningkat. Bila penciptaan kredit baru lebih sedikit dibanding pembayaran kredit lama, maka suplai uang menurun.

Tetapi yang harus bisa Anda imajinasikan, turun dalam kasus ini artinya suplai uang yang ada di tangan publik yang menurun. Sedangkan total suplai uang sendiri, termasuk yang dikembalikan kepada perbankan yang kemudian ditahan oleh mereka, sebenarnya tidak menurun.

Tanpa sebuah bank dibiarkan bangkrut, dan uang nasabah mereka menguap, suplai uang tidak bisa turun.

Dengan monetisasi (uang baru), suplai uang sebenarnya meningkat. Kejatuhan harga komoditi tahun lalu sampai awal tahun ini bukan berarti ada penurunan suplai uang, yang terjadi hanyalah orang-orang yang memiliki uang mengurangi aktifitas pembelian mereka. Istilah sebagian ekonom adalah kecepatan perputaran uang (money velocity) yang menurun.

US dolar yang naik di tahun 2008 sampai awal tahun 2009 ini, adalah karena pemerintah Amerika mati-matian meminjam uang dari tangan publik. Bursa saham dan pasar surat hutang korporat menjadi korban dari siklus itu. Uang yang harusnya bisa berputar di kedua pasar ini berpindah ke pasar surat hutang negara.

Lambatnya perputaran uang juga menyebabkan debitur (individu maupun korporat) kesulitan untuk mendapatkan dolar untuk membayar. Maka dolar pun menguat pada masa itu.

Mengenai monetisasi, saya pernah menjelaskan kepada Anda bahwa tindakan mencetak uang bisa menghasilkan efek yang berbeda bila dilakukan dengan tujuan / aktivitas yang berbeda.

Bila uang baru digunakan untuk mewakili penciptaan barang-barang baru, maka uang (walaupun hanya terbuat dari kertas bahkan cuma sebuah angka elektronis), akan tetap bernilai. Sebaliknya, semakin sering barang yang sama dijadikan sebagai jaminan penciptaan uang (kredit), semakin tidak bernilai uang yang eksis.

Keputusan pemerintah Amerika dan Inggris untuk mencetak uang untuk membailout perbankan, dan membeli aset-aset sampah di neraca mereka, akan menghasilkan efek yang sama yang terjadi pada Indonesia saat pemerintah membailout perbankan nasional tahun 1997-1998.

Ini bukan saat untuk melihat chart dan menganalisa gerakan technical USD. Apa yang akan terjadi terhadap USD adalah devaluasi!

Apakah mungkin menghentikan prospek kehancuran dolar Amerika?

Pertama, kalau secara ajaib pemerintah Amerika memutuskan secara tegas bahwa mereka tidak akan membailout lagi bank-bank yang insolvent.

Kedua, kalau secara ajaib pemerintah Amerika bersedia mengurangi secara masif sisi pengeluaran dalam APBN mereka. Proyek-proyek infrastruktur pemerintah, layanan institusi publik, ongkos operasional militer, janji-janji asuransi dan pemeliharaan kesehatan publik, dll.

Ketiga, ada crash spektakuler di bursa saham dan pasar obligasi. Ketakutan ekstrim publik di kedua pasar ini secara relatif akan menguntungkan surat hutang berbagai negara, termasuk surat hutang pemerintah Amerika.

Kalau Anda ikut membaca berita, saya rasa Anda akan meragukan bahwa pemerintah Amerika bersedia melakukan 2 hal pertama di atas. The Fed mengatakan quantitative easing mereka akan berakhir Oktober ini. Dugaan saya adalah mereka sedang berbohong! Darimana uang untuk menjalankan anggaran tahunan mereka kalau bukan dari mencetak uang baru?

Penerimaan pajak di hampir semua negara bagian sudah menurun secara signifikan, prospek pasar tenaga kerja juga amat buruk, dan dengan demikian prospek penerimaan pajak di tahun anggaran berikut juga amat buruk. Dan kalaupun rakyat Amerika sekarang mulai rajin menabung dan bukan lagi rajin berhutang, kemungkinan mereka untuk menyisihkan tabungan mereka untuk membeli surat hutang pemerintah mereka juga amat sangat kecil. Ingat, bunga surat hutang pemerintah Amerika saat ini sangat rendah.

Ditambah dengan turunnya import oleh konsumen Amerika, maka negara-negara kreditur Amerika yang selama ini aktif membeli surat hutang Amerika tidak lagi memiliki cukup uang untuk terus membeli surat hutang mereka.

Mengapa bunga treasury rendah? Karena The Fed secara sengaja ikut membeli surat hutang negara dan menekan bunga / yieldnya. Untuk apa? Karena kemampuan pemerintah Amerika untuk menyicil bunga hutang nasional mereka ($12 trilyun) sudah tidak ada. Kalau bunga surat hutang pemerintah naik di saat seperti ini, ini sama saja dengan suntikan mati bagi pemerintah di sana.


Kalau di tahun anggaran baru ini (mulai 30 September 2009), Anda kembali mendengar berita quantitative easing dari pemerintah Amerika, maka secara resmi bisa dikatakan bahwa Amerika memang sudah memasuki era baru, era mencetak uang untuk membayar tagihan.

Dan kalau memang itu yang terjadi, maka skenario ketiga, crash spektakuler di bursa saham dan obligasi, mungkin akan mengecil. Daripada membeli surat hutang negara & dolar, orang kemungkinan lebih memilih membeli kepemilikan perusahaan (saham), surat hutang korporat, ataupun komoditi.

Dalam dolar-system ini, memang benar dolar Amerika adalah nyawa dari aktivitas perdagangan dunia. Dan kenyataannya, kita memang belum menemukan alternatif yang mudah untuk dipraktekkan dalam jangka pendek.

Tetapi, bukan karena tidak ada alternatif, lantas dolar tidak akan jatuh. Sebuah perumpamaan untuk Anda, kalau kebetulan Anda berada di kapal Titanic, dan seorang penumpang yang lain berkata kepada Anda:

Kapal ini tidak mungkin tenggelam! Mengapa? Sederhana, karena tidak cukup tersedia kapal pelampung (alternatif).

Apakah Anda akan mempercayai teori dia? Hehe..

Apa yang Anda lihat akhir-akhir ini, relatif naiknya bursa saham, turunnya nilai dolar, dan naiknya harga komoditi, hanyalah ancang-ancang pasar. Sebuah peringatan kepada The Fed untuk tidak lagi melanjutkan quantitative easing mereka.

Tetapi kalau mereka ngotot melanjutkannya, maka dalam waktu beberapa bulan pertama di tahun anggaran baru mereka, mereka pasti akan mendapatkan peringatan keras berikut. Saat itu, hal yang paling mungkin untuk terjadi di pasar valuta asing adalah:

SELL USD!