Minggu, 16 Mei 2010

All Slaves Are Not Equal

Di bawah ini adalah angka-angka keuangan 2001-2010 yang direkap dari 2 website pemerintah. Kita asumsikan saja tidak ada angka off-balanced sheet seperti yang dilakukan oleh negara-negara barat. Angka-angka tersebut dalam satuan trilyun rupiah.

www.fiskal.depkeu.go.id
www.dmo.or.id

Sayang tidak ada data yang lebih lama, kalau bisa diambil sejak tahun 1945, tentunya akan sangat informatif.

Dan juga tabel rasio pembayaran beberapa negara barat yang direkap dari website Michael Pollaro

Hari ini kita abaikan saja isu hak pemerintah untuk mencetak uang, kita ikuti saja sistem yang ada dan kita lihat siapa yang lebih baik dari beberapa budak uang di dunia.




Beberapa grafik dari angka-angka di atas:


GDP adalah angka produksi barang dan jasa di sebuah negara, gabungan dari sektor swasta dan pemerintah, ditambah gross investment dan selisih ekspor-import.

Pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap GDP Indonesia kurang lebih adalah sebesar 20%.


Kalau Anda menganggap pemerintah sebagai sebuah korporasi, maka sebenarnya harus diakui rasio finansial mereka memang terus membaik.


Rasio pendapatan / pengeluaran di atas 1, artinya pemerintah setiap tahun ada surplus (tabungan). Di bawah 1 artinya setiap tahun defisit (berhutang). 10 tahun terakhir selalu defisit.

Rasio hutang / pendapatan menunjukkan berapa besar ungkitan (leverage) mereka. Semakin besar angkanya, semakin lama hutang harus dibayarkan dari pendapatan tahunan mereka.

Dan di bawah ini adalah alasan utama mengapa rasio hutang / pendapatan pemerintah kita terus membaik secara sangat impresif.


Korporasi biasa harus menjual produk atau jasa tertentu untuk mendapatkan pendapatan, sedangkan kalau pada negara, komponen utama penerimaan mereka adalah pajak, alias uang dari kantong-kantong kita. Apakah Anda terkesan dengan prestasi ini adalah tergantung cara pandang Anda. Anda boleh menganggap hal ini sebagai hal yang baik ataupun tidak baik. It's your choice.


Mengenai pendapatan non pajak di atas, terutama adalah terdiri dari pembagian laba BUMN dan juga pembagian uang SDA (sumber daya alam) negara.

Dan di bawah ini, perbandingan antara PIIGS, Amerika, dan Indonesia. Gunakan imajinasi Anda untuk memahami makna angka-angka ini. Kalau kita memiliki logika berpikir yang sama, saya percaya kita akan sampai ke kesimpulan yang sama, yaitu situasi keuangan Indonesia jauh lebih baik dibanding siapapun dari mereka.

Dan menarik juga untuk diperhatikan, keadaan Amerika sama sekali tidak lebih baik daripada the PIIGS. Jadi agak lucu juga melihat situasi panik Eropa akhir-akhir direspon oleh pasar dengan cara membeli USD, padahal Amerika pun setali tiga uang dengan mereka, kalau bukan lebih buruk.



Walaupun sama-sama debt slaves, tetapi tampaknya setiap orang tetap berbeda status. Kalau saja Indonesia yang memiliki rasio-rasio keuangan seperti itu, tidak bisa dibayangkan nasib rupiah dan pasar saham kita.

Dan seandainya saja Amerika hari ini memiliki rasio keuangan seperti Indonesia, saya curiga lembaga rating dunia pun harus segera menciptakan rating yang bahkan lebih tinggi dibanding AAA. Hehe..

Sabtu, 08 Mei 2010

The Holy Pyramid


System owner:



Puppet who win Oscar:



System protector & those unholy slaves who pay for all the money (DEBT) inside the holy pyramid: