System protector & those unholy slaves who pay for all the money (DEBT) inside the holy pyramid:
10 komentar:
Anonim
mengatakan...
ini petikan dr artikel anda : "Yang mengkhawatirkan adalah negara-negara maju: USA, Inggris, dan Eropa Barat. Kalau memang mereka tidak lagi sanggup mengajukan hutang dan membayar lebih banyak daripada yang mereka dapatkan, mereka akan menjadi liabilitas dalam debt based money system.
Nasib liabilitas dalam sistem ini adalah mati! Majikan tidak akan menghabiskan uang mereka yang berharga untuk menghidupi sebuah masyarakat yang tidak lagi menguntungkan mereka."
pertanyaan saya kalau mereka tidak bisa mengajukan hutang (surat hutangnya tidak laku) maka mereka bisa saja dengna mudah mencetak uang seperti USA mencetak uang, USD jatuh, komoditas naik, saham naik. semua orang happy. mohon petunjuknya. makasih
Dulu, sebelum ditemukannya teknologi mesin cetak & komputer, saat sebuah komunitas tidak sanggup lagi membayar uang sewa uang, money master akan membiarkan komunitas itu implode, biarkan sebagian orang mati.
Zaman sekarang, memang ada alternatif untuk kompromi. Mereka bisa menerima tuntutan publik untuk memonetisasi lebih lanjut. Devaluasi bisa dilakukan dengan cara yang lebih mudah.
Deflasi yang seharusnya terjadi diundur, dan digantikan dengan hiperinflasi (tidak harus seperti Weimar, versi Indonesia 1998 juga bisa).
Tapi kalau Anda pikir baik-baik, efeknya sebenarnya sama.
Orang2 yang akan mati karena tidak punya uang dalam siklus deflasi besar, dengan orang2 yang punya sedikit uang tapi tidak bisa membeli barang yang harganya naik sangat cepat dalam siklus hiperinflasi.
Sebagian orang di dasar piramid tetap akan mati, atau seminim-minimnya hidup dalam kelaparan. Orang2 yang tidak sanggup membayar dalam siklus deflasi, mereka tetap tidak akan sanggup membayar saat hiperinflasi.
Hiperinlasi bisa membeli sedikit waktu, that's all it can do.
Negara semacam Indonesia survive selama beberapa kali, menurut saya penyebabnya adalah ada banyak komponen rakyat yang hidup tanpa hutang, dan juga karena tersedianya jaminan/kolateral hutang yang luar biasa besar (sumber daya alam Indonesia), jadi efek implotion-nya tidak mematikan.
Tapi tidak demikian dengan negara2 barat, Inggris, Eropa, sampai Amerika. Lifestyle mereka sangat-sangat tergantung kepada kredit. Almost everybody is involved.
Karena itulah saya berpikir mereka sekarang dalam bahaya besar.
Kalau Anda sekarang punya sejumlah uang untuk spekulasi, dan ingin bet on inflation, ya silahkan saja, saya sendiri juga mengira skenarionya mengarah ke sana.
Tapi hiperinflasi barat menurut saya akan diikuti dengan hiperdeflasi sangat cepat setelahnya, karena dalam hiperinflasi pun yang dicetak tetap bukan uang, tapi hutang.
Yang tidak sanggup membayar akan tetap tidak sanggup membayar. Dalam waktu singkat, bahkan para budak uang ini sekalipun bisa melihat kompromi ini berakhir sia-sia.
Satu-satunya hal yang bisa menyelamatkan mereka adalah pengampunan hutang. Di luar cara itu, they have no way out.
oh ya, i've found that Bank of Indonesia (BI) is reinkarnate from the jews bank of Colonial Holland De Javasche Bank, founder by Jews Conglomerate of Heren XVII, thats the fact Indonesia is infront of US The Fed that held by Zionist Central Bank,
seperti yg diduga "ECB to Buy Government Bonds in Secondary Market" cnbc.....hyperinflation. komoditas, saham, semua naik....SELL USD...keliatanya money master mati2an menyokong market. bagaimana menurut anda Pak?
Iya..katanya ECB siap mem-bailout 500Bln Euro. Apakah akan terjadi hyperinflasi? Btw kl lbh byk euro banjir ke market bukankah euro akan melemah-usd menguat yg berarti komoditas dan ekuitas akan turun? CMIIW
Saya tidak tahu apa yang sedang mereka rencanakan. "Solusi" yang mereka klaim ada berubah setiap minggu.
ECB tidak sama seperti Federal Reserve. FR setidaknya bisa mengambil keputusan tanpa meminta izin negara2 bagian Amerika. Tapi ECB tidak memiliki wewenang seperti itu. Masing2 negara Eropa masih perlu dimintai persetujuan atas keputusan ECB.
Banyak hal yang tidak jelas, mekanisme bailout akan dilakukan dengan cara apa, & atas nama hutang siapa?
Anyway.. feeling saya porsi berita buruk di eropa sepertinya sengaja diblow-up akhir-akhir ini, untuk menutupi masalah di Amerika. Kalau the Fed benar2 mengakhiri QE, maka kemungkinan pemerintah Amerika untuk sukses menjual semua surat hutang mereka seharusnya amat minim.
Uang yang harus dikumpulkan pemerintah Amerika adalah dalam satuan beberapa trilyun dolar, jauh lebih besar daripada Eropa.
Jadi either berita buruk Eropa harus terus-menerus diblow-up (menakuti orang utk berpindah membeli surat hutang Amerika) atau program QE the Fed kembali dilanjutkan.
Yang paling risky seharusnya tetap dolar.. Tapi timingnya itu yang sulit diterka. Feeling saya masih Euro - lalu Pound - & Dolar yang paling akhir dibantai.
10 komentar:
ini petikan dr artikel anda :
"Yang mengkhawatirkan adalah negara-negara maju: USA, Inggris, dan Eropa Barat. Kalau memang mereka tidak lagi sanggup mengajukan hutang dan membayar lebih banyak daripada yang mereka dapatkan, mereka akan menjadi liabilitas dalam debt based money system.
Nasib liabilitas dalam sistem ini adalah mati! Majikan tidak akan menghabiskan uang mereka yang berharga untuk menghidupi sebuah masyarakat yang tidak lagi menguntungkan mereka."
pertanyaan saya kalau mereka tidak bisa mengajukan hutang (surat hutangnya tidak laku) maka mereka bisa saja dengna mudah mencetak uang seperti USA mencetak uang, USD jatuh, komoditas naik, saham naik. semua orang happy. mohon petunjuknya. makasih
mikesaham@gmail.com
Dulu, sebelum ditemukannya teknologi mesin cetak & komputer, saat sebuah komunitas tidak sanggup lagi membayar uang sewa uang, money master akan membiarkan komunitas itu implode, biarkan sebagian orang mati.
Zaman sekarang, memang ada alternatif untuk kompromi. Mereka bisa menerima tuntutan publik untuk memonetisasi lebih lanjut. Devaluasi bisa dilakukan dengan cara yang lebih mudah.
Deflasi yang seharusnya terjadi diundur, dan digantikan dengan hiperinflasi (tidak harus seperti Weimar, versi Indonesia 1998 juga bisa).
Tapi kalau Anda pikir baik-baik, efeknya sebenarnya sama.
Orang2 yang akan mati karena tidak punya uang dalam siklus deflasi besar, dengan orang2 yang punya sedikit uang tapi tidak bisa membeli barang yang harganya naik sangat cepat dalam siklus hiperinflasi.
Sebagian orang di dasar piramid tetap akan mati, atau seminim-minimnya hidup dalam kelaparan. Orang2 yang tidak sanggup membayar dalam siklus deflasi, mereka tetap tidak akan sanggup membayar saat hiperinflasi.
Hiperinlasi bisa membeli sedikit waktu, that's all it can do.
Negara semacam Indonesia survive selama beberapa kali, menurut saya penyebabnya adalah ada banyak komponen rakyat yang hidup tanpa hutang, dan juga karena tersedianya jaminan/kolateral hutang yang luar biasa besar (sumber daya alam Indonesia), jadi efek implotion-nya tidak mematikan.
Tapi tidak demikian dengan negara2 barat, Inggris, Eropa, sampai Amerika. Lifestyle mereka sangat-sangat tergantung kepada kredit. Almost everybody is involved.
Karena itulah saya berpikir mereka sekarang dalam bahaya besar.
Kalau Anda sekarang punya sejumlah uang untuk spekulasi, dan ingin bet on inflation, ya silahkan saja, saya sendiri juga mengira skenarionya mengarah ke sana.
Tapi hiperinflasi barat menurut saya akan diikuti dengan hiperdeflasi sangat cepat setelahnya, karena dalam hiperinflasi pun yang dicetak tetap bukan uang, tapi hutang.
Yang tidak sanggup membayar akan tetap tidak sanggup membayar. Dalam waktu singkat, bahkan para budak uang ini sekalipun bisa melihat kompromi ini berakhir sia-sia.
Satu-satunya hal yang bisa menyelamatkan mereka adalah pengampunan hutang. Di luar cara itu, they have no way out.
pohon bodhi, apa pengaruh rencana renominasi mata uang rupiah, trims
oh ya, i've found that Bank of Indonesia (BI) is reinkarnate from the jews bank of Colonial Holland De Javasche Bank, founder by Jews Conglomerate of Heren XVII, thats the fact Indonesia is infront of US The Fed that held by Zionist Central Bank,
seperti yg diduga "ECB to Buy Government Bonds in Secondary Market" cnbc.....hyperinflation. komoditas, saham, semua naik....SELL USD...keliatanya money master mati2an menyokong market. bagaimana menurut anda Pak?
mikesaham@gmail.com
Iya..katanya ECB siap mem-bailout 500Bln Euro. Apakah akan terjadi hyperinflasi? Btw kl lbh byk euro banjir ke market bukankah euro akan melemah-usd menguat yg berarti komoditas dan ekuitas akan turun? CMIIW
yang benar 1 triliyun dolar. setahu saya masih berupa planning. taktik buat mengelabui pasar. be careful!!!
Saya tidak tahu apa yang sedang mereka rencanakan. "Solusi" yang mereka klaim ada berubah setiap minggu.
ECB tidak sama seperti Federal Reserve. FR setidaknya bisa mengambil keputusan tanpa meminta izin negara2 bagian Amerika. Tapi ECB tidak memiliki wewenang seperti itu. Masing2 negara Eropa masih perlu dimintai persetujuan atas keputusan ECB.
Banyak hal yang tidak jelas, mekanisme bailout akan dilakukan dengan cara apa, & atas nama hutang siapa?
Anyway.. feeling saya porsi berita buruk di eropa sepertinya sengaja diblow-up akhir-akhir ini, untuk menutupi masalah di Amerika. Kalau the Fed benar2 mengakhiri QE, maka kemungkinan pemerintah Amerika untuk sukses menjual semua surat hutang mereka seharusnya amat minim.
Uang yang harus dikumpulkan pemerintah Amerika adalah dalam satuan beberapa trilyun dolar, jauh lebih besar daripada Eropa.
Jadi either berita buruk Eropa harus terus-menerus diblow-up (menakuti orang utk berpindah membeli surat hutang Amerika) atau program QE the Fed kembali dilanjutkan.
Yang paling risky seharusnya tetap dolar.. Tapi timingnya itu yang sulit diterka. Feeling saya masih Euro - lalu Pound - & Dolar yang paling akhir dibantai.
Apa peran Ahmadineejad yg anda maksud sebagai puppet diatas?
Saya hanya ingin bertanya
Apakah Mahmud Ahmadinejad seorang anggota freemason atau tidak?
Posting Komentar